Twitter
Kelompok 17 SST 2013 Fakultas Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro

PERKANTORAN DI DKI AKAN DITATA SEPERTI DI SINGAPURA

Author Plano Undip 2013 Kelompok 17 - -
Home » PERKANTORAN DI DKI AKAN DITATA SEPERTI DI SINGAPURA



CRITICAL REVIEW MENGENAI ISU PERKOTAAN/PERENCANAAN
PERKANTORAN DI DKI AKAN DITATA SEPERTI DI SINGAPURA

BERITAJAKARTA.COM — 16-09-2013 20:03
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan menata gedung perkantoran di sepanjang kawasan Sudirman- MH Thamrin dan Kuningan-Casablanca seperti di negara Singapura. Nantinya, gedung perkantoran di kedua kawasan tersebut juga memiliki akses untuk pejalan kaki dan kendaraan roda dua.

"Jalan kecil di antara gedung bisa dilalui pejalan kaki, motor, ataupun digunakan sebagai tempat pedagang kaki lima (PKL) berjualan," kata Basuki T Purnama, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Senin (16/9).

Basuki mengaku, konsep penataan gedung yang akan diterapkan di kedua kawasan ibu kota itu terinspirasi dari Singapura. Sebab, Singapura telah lebih dahulu menerapkan desain tata ruang yang baik.

"Modelnya seperti di Singapura. Kita tidak contek, tetapi karena di sana sudah benar aturnya," ungkapnya.

Ia menjelaskan, pihaknya telah bertemu dengan salah seorang arsitek dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang memiliki pengalaman perihal desain urban untuk masukan terkait struktur terbaik perkantoran di ibu kota.

"Dibuat plaza yang bagus, di tengahnya ada kios PKL yang bagus dibuat dari keramik dengan konsep 24 jam lampu terang. Jadi setiap orang bisa lalu lalang di jalan antar gedung, terutama di Sudirman pas jalur MRT," jelasnya.

sumber:
folmer.2013.http://www.beritajakarta.com/2008/id/berita_detail.asp?idwil=0&nNewsId=56100 Diunduh pada: 17 September 2013 pukul 11:27 WIB


CRITICAL REVIEW
                Berdasarkan apa yang diutarakan di atas, langkah pemerintah kota Jakarta cukup bagus. Singapura adalah salah satu negara maju di Asia yang juga ikut memegang  peranan ekonomi dunia terbukti dari nilai tukar rupiah terhadap dollar Singapura yang besar. Singapura juga menjadi salah satu tujuan pendidikan. Hal itu tak lepas dari hasil perencanaan tata ruang yang baik yang mampu mendukung perkembangan zaman.
                Dalam merencanakan suatu hal, mesti dipertimbangkan dulu berbagai macam aspek yang berkaitan dengan rencana yang dibuat. Jakarta sudah terkenal dengan kemacetannya. Sehingga hal pertama yang harus dibenahi oleh Pemkot Jakarta adalah mengenai kemacetan yang telah menggurita itu. Misalnya dengan mengoptimalkan transportasi massal agar bisa menekan jumlah kendaraan bermotor yang memakai jalan.
                Selain itu, jalan untuk pejalan kaki juga harus mendapat perhatian sebelum membangun gedung-gedung. Pejalan kaki seringkali menjadi korban pengendara kendaraan bermotor yang bertindak semena-mena seperti mengambil alih trotoar untuk jalur sepeda motor. Tidak hanya itu , para PKL juga sering menggelar dagangan di jalur yang peruntukkan bagi pejalan kaki. Jikalau ingin meniru konsep luar negeri, hendaknya bagian ini mendapat perhatian yang serius karena di luar negeri sana jalur untuk pejalan kaki ditata dengan baik. Dan juga di sepanjang jalur pedestrian itu ditanam pohon-pohon pelindung agar para pejalan kaki pun merasa aman dan tentunya sepanjang jalur itu dilengkapi pula dengan tempat-tempat sampah.
                Adapun rencana pemakaian jalan kecil yang terdapat diantara gedung yang bisa digunakan PKL , sepeda motor ,atau pejalan kaki, dapat menimbulkan masalah apabila direalisasikan. Sebaiknya dikhususkan bagi satu pihak saja, contohnya hanya diperuntukkan bagi pejalan kaki. Karena apabila digabungkan, tentu akan menambah kesemrawutan dan akhirnya muncul lagi masalah baru.
                Rencana membangun plaza yang ditengahnya ada kios PKL tampaknya sedikit aneh. Para konsumen di kota besar  biasanya kurang mempercayai barang-barang yang dijual oleh PKL. Mereka biasanya akan memilih berbelanja ke plaza yang terkesan lebih mewah dan memiliki kualitas yang jauh diatas barang dangangan PKL. Ini tentunya akan merugikan si PKL sendiri karena barang dagangan mereka menjadi tidak laku. Akan lebih baik  jika para PKl diberikan tempat tersendiri namun ditata dengan baik dan menarik sehingga akan menambah nilai lebih di mata konsumen.
                Dan hal yang tak kalah pentingnya adalah menegakkan aturan dengan sebaik-baiknya. Konsep menggabungkan gedung-gedung perkantoran dengan pejalan kaki, pengguna sepeda motor dan PKL bukanlah hal mudah.  Di negara berkembang, aturan masih dianggap angin lalu sehingga yang terjadi adalah kekacauan. Banyak  PKL yang belum memahami aturan-aturan yang ada dan berdagang sekehendak hati mereka, begitupun pengendara sepeda motor. Alhasil, pihak yang paling lemah yakni pejalan kaki terpaksa menjadi korban. Mereka berjalan dijalan yang kotor dan penuh polusi. Apalagi bila jalanan juga mengalami kemacetan.  Karena itu sangat penting sekali untuk menegakkan aturan yang ada dengan sebaik-baiknya. Kalau perlu aturan itu ditambah dan dipertegas agar rencana bisa berjalan dengan baik. 
Critical Review By Endo Foury Lovenda